WhatsApp Icon
Cara Melatih Ikhlas dan Sabar Menurut Islam: 4 Amalan Harian

Cara melatih ikhlas dan sabar menurut Islam bukan sekadar teori, tapi butuh latihan kecil yang diulang setiap hari. Hidup selalu penuh ujian: kadang rezeki seret, pekerjaan menumpuk, atau hati tersinggung oleh sikap orang lain. Di sinilah ikhlas dan sabar menjadi “perisai” bagi hati. Allah sendiri menegaskan keutamaan sabar dalam Al-Qur’an:

"Innallaha ma'ashobirin" 

(Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar) (QS al-Baqarah [2]: 153).

Dengan menyadari janji ini, kita terdorong untuk menjadikan ikhlas dan sabar sebagai karakter, bukan hanya slogan.

Amalan harian pertama untuk melatih ikhlas adalah memperbaiki niat di awal hari. Sebelum beraktivitas, luangkan satu-dua menit untuk berkata dalam hati: “Ya Allah, aku bekerja, belajar, dan beraktivitas hari ini karena-Mu.” Niat yang lurus membuat aktivitas biasa bernilai ibadah: mencari nafkah, mengurus keluarga, bahkan membersihkan rumah. Saat hasilnya tidak sesuai harapan gaji belum naik, usaha belum berkembang hati tetap tenang karena fokusnya bukan lagi pujian manusia, tapi ridha Allah. Mengulang-ulang niat ini setiap pagi akan melatih hati untuk tidak terlalu kecewa ketika kenyataan berbeda dari ekspektasi.

Amalan kedua adalah membiasakan dzikir dan doa ketika hati mulai gelisah. Saat ada hal yang memancing emosi komentar pedas, rencana yang gagal, atau kabar buruk cobalah berhenti sejenak lalu baca “astaghfirullah”, “Hasbunallah wa ni‘mal wakil”, atau doa: “Ya Allah, lapangkanlah hatiku dan jauhkan aku dari marah yang tidak Engkau ridai.” Dzikir seperti ini bukan hanya ibadah lisan, tapi juga “rem” agar emosi tidak meledak. Semakin sering dilakukan, semakin cepat hati kembali tenang. Di sinilah sabar dan ikhlas tumbuh: dari kebiasaan kecil menahan diri, bukan dari teori panjang.

Amalan harian ketiga adalah menjaga shalat tepat waktu dan menjadikannya momen curhat paling jujur kepada Allah. Di dalam sujud, sampaikan semua rasa lelah, kecewa, dan takut, lalu akhiri dengan kalimat ridha: “Aku serahkan hasilnya kepada-Mu.” Shalat yang dilakukan dengan kesadaran seperti ini akan melatih hati untuk menerima takdir dengan lebih lapang. Allah berfirman:

“innama yuwaffash-shabiruna ajrahum bighairi hisab”

(Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas) (QS az-Zumar [39]: 10).

Mengingat ayat ini ketika sujud membuat kita rela menahan emosi dan memilih sabar, karena tahu ada pahala tanpa batas yang menanti.

Amalan keempat adalah muhasabah sebelum tidur: menilai kembali hari yang sudah dilalui. Tanyakan pada diri sendiri, “Tadi aku sudah ikhlas atau masih ingin dipuji?” dan “Di momen mana aku gagal sabar?” Setelah itu, maafkan orang-orang yang menyakiti, lalu minta ampun kepada Allah atas reaksi yang berlebihan. Kebiasaan ini akan membuat hati lebih halus dan tidak menyimpan dendam. Besok pagi, kita bisa memulai lagi latihan ikhlas dan sabar dengan niat yang lebih kuat. Dari empat amalan sederhana ini meluruskan niat, berdzikir saat gelisah, menjaga shalat khusyuk, dan muhasabah sebelum tidur, pelan-pelan ikhlas dan sabar akan tumbuh menjadi karakter yang mengakar dalam diri.

Sebagai pelengkap semua amalan di atas, jadikan sedekah harian sebagai latihan ikhlas yang nyata. Tidak harus besar; bisa dimulai dari seribu atau dua ribu rupiah per hari. Niatkan sedekah sebagai bentuk syukur dan sarana membersihkan hati dari cinta berlebihan pada harta. Bagi masyarakat Cianjur, sedekah dapat ditunaikan melalui BAZNAS Kabupaten Cianjur secara online lewat laman resmi kabcianjur.baznas.go.id/sedekah. Ajak diri sendiri dan keluarga: “Hari ini kita sedekah apa dan untuk siapa?” Dengan begitu, ikhlas dan sabar bukan hanya terasa di dalam hati, tapi juga terwujud dalam tindakan nyata membantu sesama, sekaligus memperkuat program-program kebaikan di Kabupaten Cianjur. 

25/11/2025 | Kontributor: HUMAS BAZNAS CIANJUR
TIGA CAHAYA BANGSA: RAHMAH EL YUNUSIYYAH, SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN, DAN GUS DUR DITETAPKAN SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL 2025

Negara kembali menorehkan sejarah penting. Melalui Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, tiga tokoh besar bangsa—Hj. Rahmah El Yunusiyyah, Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Penyerahan gelar dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada 10 November 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.

Penghargaan ini menjadi bentuk pengakuan negara atas jasa-jasa luar biasa ketiganya dalam memperjuangkan pendidikan, kemerdekaan berpikir, serta nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.


Hj. Rahmah El Yunusiyyah : Perintis Pendidikan Perempuan Indonesia

Lahir di Padang Panjang pada 26 Oktober 1900, Hj. Rahmah El Yunusiyyah dikenal sebagai sosok pelopor pendidikan Islam untuk perempuan. Pada tahun 1923, ia mendirikan Diniyah Putri, sekolah Islam pertama bagi kaum perempuan di Indonesia—bahkan di Asia Tenggara.

Di masa perjuangan, Rahmah turut mendirikan dapur umum bagi pejuang dan menggerakkan kaum perempuan untuk berperan dalam perjuangan kemerdekaan.

Kini, lebih dari seabad kemudian, dedikasinya diakui negara. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional 2025, mewakili semangat pendidikan, kesetaraan, dan peran aktif perempuan dalam pembangunan bangsa.

“Rahmah El Yunusiyyah bukan hanya pendidik, tapi pembebas pikiran perempuan Indonesia,” ujar salah satu tokoh pendidikan Sumatera Barat.


Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan : Guru Para Ulama, Penanam Semangat Cinta Tanah Air

Nama Syaikhona Muhammad Kholil sudah lama harum di dunia pesantren. Ulama karismatik asal Bangkalan, Madura, ini dikenal sebagai guru dari para kiai besar di Nusantara, termasuk KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.

Beliau menanamkan nilai penting yang terus dikenang hingga kini:

“Hubbul Wathan Minal Iman” – Cinta Tanah Air adalah bagian dari Iman.

Prinsip itulah yang menjembatani nilai agama dengan semangat kebangsaan. Melalui Keppres 116/TK/2025, Syaikhona Kholil diakui sebagai Pahlawan Nasional atas jasanya dalam pendidikan Islam dan pembentukan karakter kebangsaan santri Indonesia.

Kini masyarakat Madura bangga, nama besar ulama mereka akhirnya tercatat dalam sejarah nasional.


KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) : Presiden Rakyat, Pahlawan Kemanusiaan

Bagi banyak orang, Gus Dur bukan hanya seorang ulama dan presiden, ia adalah simbol kemanusiaan, toleransi, dan keberanian berpikir.

Lahir di Jombang, 7 September 1940, Gus Dur tumbuh dalam tradisi pesantren namun berpikiran terbuka terhadap dunia modern. Sebagai Ketua Umum PBNU (1984–1999) dan Presiden ke-4 Republik Indonesia, ia memperjuangkan pluralisme, demokrasi, dan kesetaraan hak bagi semua warga negara.

Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional 2025 menjadi pengakuan atas perjuangannya menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai dan toleran.

“Gus Dur mengajarkan bahwa agama harus menebar rahmat, bukan sekat,” ungkap Presiden Prabowo saat upacara penganugerahan.


Tiga Jalan, Satu Tujuan: Membangun Indonesia dengan Ilmu, Iman, dan Kemanusiaan

Ketiganya datang dari latar berbeda, Rahmah dari dunia pendidikan perempuan, Kholil dari pesantren klasik, dan Gus Dur dari ranah politik dan kemanusiaan, namun semuanya menyalakan api perjuangan yang sama: mencerdaskan bangsa, menegakkan nilai, dan menumbuhkan cinta tanah air.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional 2025 menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak selalu dalam medan perang, tetapi juga dalam pemikiran, pendidikan, dan keteladanan.

Dari Padang Panjang ke Bangkalan hingga Jombang, cahaya perjuangan mereka kini berpadu menjadi “Tiga Cahaya Bangsa”, menerangi langkah Indonesia menuju masa depan yang berilmu, beriman, dan berkeadaban.

12/11/2025 | Kontributor: HUMAS BAZNAS CIANJUR
Cara Fidyah Agar Ibadah Diterima : Panduan Praktis dan Do'a Menerima Fidyah

Cara fidyah menjadi panduan penting bagi ibu hamil yang tidak dapat menjalankan puasa Ramadan karena alasan kesehatan, baik untuk dirinya maupun janin. Dalam Islam, Allah SWT memberikan keringanan bagi ibu hamil untuk membayar fidyah sebagai ganti puasa yang ditinggalkan, dengan memberi makan fakir miskin. Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap cara fidyah yang sesuai syariat, termasuk tata cara praktis, doa yang dianjurkan, dalil, dan hikmahnya, agar ibu hamil dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan diterima oleh Allah SWT.


Pengertian Fidyah dan Ketentuannya bagi Ibu Hamil

Fidyah adalah kewajiban memberikan makanan pokok kepada fakir miskin sebagai pengganti puasa Ramadan yang tidak dapat dilaksanakan karena uzur syar’i, seperti kehamilan. Cara fidyah penting untuk dipahami agar ibu hamil dapat memenuhi kewajiban ini dengan tepat. Berdasarkan Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 184, Allah SWT memberikan keringanan bagi mereka yang tidak mampu berpuasa untuk membayar fidyah.

Dalam konteks cara fidyah, ibu hamil boleh tidak berpuasa jika puasa berisiko bagi kesehatan dirinya atau janin, seperti menyebabkan kekurangan nutrisi atau ancaman keguguran. Menurut mazhab Syafi’i, yang banyak dianut di Indonesia, ibu hamil yang tidak berpuasa karena khawatir pada janin hanya wajib membayar fidyah tanpa qadha, dan cara fidyah harus dilakukan sesuai ketentuan syariat.

Cara fidyah untuk ibu hamil bergantung pada jumlah hari puasa yang ditinggalkan. Misalnya, jika seorang ibu hamil tidak berpuasa selama 15 hari, maka ia harus membayar fidyah untuk 15 porsi makanan pokok. Dengan memahami cara fidyah, ibu hamil dapat memastikan kewajiban ini dilaksanakan dengan benar dan sesuai jumlah yang ditetapkan.

Niat yang ikhlas adalah inti dari cara fidyah. Fidyah bukan hanya kewajiban formal, tetapi juga ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi. Oleh karena itu, cara fidyah harus dilakukan dengan penuh kesadaran, keikhlasan, dan niat semata-mata karena Allah SWT agar ibadah diterima.

Sebelum melaksanakan cara fidyah, ibu hamil disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa tidak berpuasa adalah keputusan yang tepat. Berkonsultasi dengan ulama juga membantu memahami cara fidyah sesuai kondisi individu, sehingga ibu hamil dapat menjalankan kewajiban ini dengan tenang.

Tata Cara Praktis Cara Fidyah

Cara fidyah untuk ibu hamil cukup sederhana, tetapi harus mengikuti ketentuan syariat agar sah dan diterima sebagai ibadah. Fidyah diberikan dalam bentuk makanan pokok, seperti beras, yang disalurkan kepada fakir miskin. Dalam cara fidyah, jumlah fidyah adalah satu mud (sekitar 0,6 kg beras) per hari puasa yang ditinggalkan, sesuai panduan mazhab Syafi’i.

Sebagai contoh, jika seorang ibu hamil tidak berpuasa selama 10 hari karena uzur kesehatan, maka cara fidyah mengharuskan ia memberikan 10 mud beras (sekitar 6 kg) kepada fakir miskin. Fidyah dapat disalurkan langsung kepada penerima yang berhak atau melalui lembaga amil zakat terpercaya, dan cara fidyah harus memastikan distribusi yang tepat.

Waktu pelaksanaan cara fidyah tidak terbatas pada bulan Ramadan. Fidyah dapat dibayarkan setelah Ramadan atau di luar bulan tersebut, selama niatnya jelas dan ikhlas. Meski demikian, cara fidyah sebaiknya dilakukan secepatnya setelah Ramadan agar kewajiban ini tidak tertunda terlalu lama.

Dalam cara fidyah, makanan yang diberikan harus merupakan makanan pokok yang layak konsumsi, seperti beras atau gandum, sesuai kebiasaan masyarakat setempat. Beberapa ulama memperbolehkan fidyah dalam bentuk uang dengan nilai setara makanan pokok, tetapi cara fidyah dengan makanan langsung lebih diutamakan karena sesuai dengan dalil.

Niat yang tulus adalah syarat utama dalam cara fidyah. Sebelum menyerahkan fidyah, ibu hamil harus berniat melaksanakan kewajiban ini karena Allah SWT. Dengan memahami cara fidyah secara praktis, ibu hamil dapat melaksanakan ibadah ini dengan mudah, hati yang tenang, dan keyakinan bahwa ibadahnya diterima.


Doa dan Niat dalam Cara Fidyah

Niat yang ikhlas adalah elemen penting dalam cara fidyah agar ibadah diterima oleh Allah SWT. Meskipun tidak ada lafal niat khusus yang wajib diucapkan, ibu hamil dapat berniat dalam hati bahwa fidyah yang diberikan adalah untuk mengganti puasa yang ditinggalkan. Cara fidyah yang disertai niat tulus akan meningkatkan nilai spiritual ibadah ini.

Selain niat, cara fidyah juga dapat disertai dengan doa agar fidyah diterima oleh Allah SWT. Salah satu doa yang dapat dibaca setelah menyerahkan fidyah adalah:

“Allahumma taqabbal minni hadzihil fidyah, waj’alha sababan li maghfirati wa rahmatik”

Artinya: Ya Allah, terimalah fidyah ini dariku, dan jadikanlah ia sebagai sebab ampunan dan rahmat-Mu. Doa ini memperkuat cara fidyah sebagai ibadah yang penuh keikhlasan.

Dalam cara fidyah, doa juga dapat dipanjatkan untuk memohon kesehatan bagi ibu dan janin, serta kemudahan dalam menjalankan kewajiban agama. Misalnya, ibu hamil dapat berdoa: “Ya Allah, permudahlah kehamilanku dan terimalah fidyahku sebagai pengganti puasa”. Doa-doa ini menambah makna spiritual dalam cara fidyah.

Cara fidyah yang disertai doa dan niat juga membantu ibu hamil merasa lebih dekat dengan Allah SWT. Dengan memanjatkan doa, ibu hamil menunjukkan ketergantungan dan keimanan kepada Allah, sehingga cara fidyah menjadi sarana untuk memperkuat hubungan spiritual.


Terakhir, cara fidyah harus dilakukan dengan hati yang bersih dan penuh syukur atas keringanan yang diberikan Allah SWT. Doa yang dipanjatkan setelah melaksanakan cara fidyah adalah wujud rasa syukur atas nikmat kehamilan dan kesempatan untuk tetap beribadah meski tidak dapat berpuasa.


Hikmah Cara Fidyah bagi Ibu Hamil

Cara fidyah memiliki banyak hikmah, baik dari segi spiritual, sosial, maupun kesehatan. Salah satu hikmah utama adalah kasih sayang Allah SWT yang memberikan keringanan bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan tanpa mengabaikan kewajiban agama. Dengan memahami cara fidyah, ibu hamil dapat menjalani kehamilan dengan hati yang tenang.

Dari segi sosial, cara fidyah memungkinkan ibu hamil untuk berbagi rezeki dengan fakir miskin, sehingga memperkuat solidaritas umat. Dengan melaksanakan cara fidyah, ibu hamil turut membantu masyarakat yang membutuhkan, menciptakan keberkahan bagi dirinya dan orang lain.


Secara spiritual, cara fidyah mengajarkan pentingnya keikhlasan dalam beribadah. Meskipun tidak berpuasa, ibu hamil tetap dapat mendekatkan diri kepada Allah melalui cara fidyah, sehingga ibadahnya tetap bernilai di sisi Allah SWT. Keikhlasan ini adalah inti dari nilai ibadah fidyah.

Cara fidyah juga membantu ibu hamil menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan kewajiban agama. Dengan memahami cara fidyah, ibu hamil dapat fokus pada kehamilan yang sehat sambil tetap memenuhi tanggung jawab syariat, sehingga kehamilannya menjadi lebih bermakna.

Hikmah lain dari cara fidyah adalah sebagai pengingat untuk selalu bersyukur atas nikmat kehamilan dan kesehatan. Dengan melaksanakan cara fidyah, ibu hamil diajak untuk menghargai anugerah Allah dan berbagi kebaikan dengan sesama, sehingga keberkahan kehamilan semakin terasa.

Cara fidyah adalah wujud rahmat Allah SWT bagi ibu hamil yang tidak dapat berpuasa. Dengan memahami tata cara praktis, doa, dan hikmahnya, ibu hamil dapat melaksanakan kewajiban ini dengan penuh keikhlasan dan keyakinan bahwa ibadahnya diterima. Mari jalankan cara fidyah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan kepedulian terhadap fakir miskin, sambil menjaga kesehatan ibu dan janin.

Bupati Cianjur telah menetapkan nilai fidyah sebesar Rp12.000 per jiwa per hari untuk tahun 2025.

Anda bisa menyalurkan fidyah melalui BAZNAS Kabupaten Cianjur, caranya cukup mudah dengan mengklik link berikut BAZNAS Kabupaten Cianjur lalu ikuti petunjuknya.

11/11/2025 | Kontributor: HUMAS BAZNAS CIANJUR
Doa Hujan: Keutamaan Mengangkat Tangan di Bawah Tetesan Rahmat

Hujan dalam pandangan Islam adalah rahmat yang menghidupkan bumi dan menyejukkan hati. Karena itu, momen turunnya hujan termasuk waktu mustajab untuk berdoa. Mengangkat tangan saat hujan turun bukan sekadar gestur; itu simbol kerendahan hati, penyerahan diri, dan keyakinan bahwa setiap tetes membawa kebaikan yang Allah turunkan. Di saat udara bersih dan suasana hening, hati cenderung lebih khusyuk, membuat doa terasa lebih tulus.

Tradisi para salaf menunjukkan adab berdoa ketika hujan: hadirkan rasa syukur, pilih kata-kata yang baik, dan fokus pada kebutuhan yang paling mendesak. Mengangkat tangan membantu kita “menyetel” diri ke posisi menerima, seakan membuka wadah hati untuk diisi kebaikan. Pada saat seperti ini, mintalah keberkahan rezeki, keteguhan iman, kesehatan, dan keselamatan bagi keluarga serta negeri. Singkat, jelas, dan penuh harap.

Doa yang diajarkan saat hujan mulai turun adalah “All?humma shayyiban n?fi‘an”, “Ya Allah, jadikan hujan ini bermanfaat.” Ketika hujan deras berpotensi menimbulkan bahaya, doa yang dianjurkan adalah memohon agar hujan dialihkan ke tempat yang tepat dan membawa maslahat. Setelah reda, ucapkan syukur: “Mutirn? bifa?lill?hi wara?matih”, “Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.” Rangkaian doa ini membentuk sikap seimbang: berharap, waspada, dan bersyukur.

Adab lain yang memperindah doa di bawah hujan adalah menjaga lisan dari keluhan, memperbanyak istighfar, serta menahan diri dari ucapan yang meremehkan kuasa Allah atas cuaca. Boleh menengadah sebentar untuk merasakan rintik di telapak tangan atau dahi, sebagai pengingat bahwa nikmat-Nya benar-benar menyentuh kita. Bila memungkinkan, selingi dengan sedekah: doa yang tulus dan sedekah yang ikhlas sering berjalan beriring, saling menguatkan.

Akhirnya, mengangkat tangan di bawah rintik hujan adalah latihan spiritual yang sederhana namun dalam maknanya. Kita diajak rendah hati, optimis, dan bersyukur dalam satu waktu. Jadikan setiap turunnya hujan sebagai alarm kebaikan: berhenti sejenak, tarik napas, angkat tangan, dan sampaikan hajat. Semoga hujan yang turun menjadi berkah, doa kita diijabah, dan hari-hari kita dipenuhi ketenangan.

 

Sedekah hari ini untuk membantu saudara kita yang membutuhkan:
?? kabcianjur.baznas.go.id/sedekah

07/11/2025 | Kontributor: HUMAS BAZNAS CIANJUR
Menjaga Lisan: Kunci Ketenangan Hati

Kita sering lupa: ketenangan hati sangat dipengaruhi oleh apa yang kita ucapkan setiap hari. Satu kalimat bisa menenangkan suasana, satu candaan bisa mengeratkan hubungan—atau sebaliknya, melukai tanpa sengaja. Menjaga lisan bukan soal “membatasi diri”, tetapi seni memilih kata agar tetap jujur, jelas, dan tidak menyakiti.

Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar (qawlan sad?dan).” (QS. Al-Ahzab [33]: 70). Ayat ini menegaskan bahwa ketakwaan tercermin dari kualitas kata yang keluar—jujur, adil, lembut, dan bermanfaat.

Menjaga lisan bukan berarti membungkam kebenaran. Islam memerintahkan qawlan ma‘r?f? (ucapan yang baik), qawlan layyina (lembut), dan qawlan kar?ma (mulia). Artinya, kebenaran disampaikan dengan adab. Kritik tetap mungkin, namun caranya santun, faktual, dan berorientasi perbaikan. Dengan begitu, kata menjadi cahaya, bukan api yang membakar hubungan.

Di era pesan instan, menjaga lisan juga berarti menjaga “ketikan”. Hindari asumsi, hindari balas cepat saat kesal, dan biasakan klarifikasi. Kadang masalah bukan pada isi pesan, melainkan nada yang terbaca. Gunakan kata pembuka yang hangat, akhiri dengan ajakan bicara baik-baik. Komunikasi yang tenang membuat pikiran ikut tenang.

Kita juga bisa melatih “diet komentar”: tidak semua hal harus ditanggapi. Pilih ruang bicara yang memberi nilai, bukan sekadar memicu debat. Ganti kebiasaan mengomentari orang dengan kebiasaan mendoakan dan memberi saran pribadi yang sopan. Sedikit-sedikit, hati terasa lebih lapang karena tidak terbebani kata-kata yang kita sesali.

Terakhir, rawat hati agar lisan ikut terjaga. Luangkan waktu untuk hening, membaca yang baik, dan bergaul dengan orang-orang yang tutur katanya menyejukkan. Lingkungan yang sehat memantulkan kebiasaan yang sehat pula. Ketika hati tenang, kata-kata yang keluar pun cenderung hangat dan menenteramkan.

 

Ingin mulai dari kebaikan kecil yang berdampak besar? Mari salurkan sedekah Anda melalui BAZNAS Kabupaten Cianjur: kabcianjur.baznas.go.id. Satu kebaikan hari ini, banyak hati yang terasa ringan esok hari.

27/10/2025 | Kontributor: HUMAS BAZNAS CIANJUR

Artikel Terbaru

Cara Melatih Ikhlas dan Sabar Menurut Islam: 4 Amalan Harian
Cara Melatih Ikhlas dan Sabar Menurut Islam: 4 Amalan Harian
Cara melatih ikhlas dan sabar menurut Islam bukan sekadar teori, tapi butuh latihan kecil yang diulang setiap hari. Hidup selalu penuh ujian: kadang rezeki seret, pekerjaan menumpuk, atau hati tersinggung oleh sikap orang lain. Di sinilah ikhlas dan sabar menjadi “perisai” bagi hati. Allah sendiri menegaskan keutamaan sabar dalam Al-Qur’an: "Innallaha ma'ashobirin" (Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar) (QS al-Baqarah [2]: 153). Dengan menyadari janji ini, kita terdorong untuk menjadikan ikhlas dan sabar sebagai karakter, bukan hanya slogan. Amalan harian pertama untuk melatih ikhlas adalah memperbaiki niat di awal hari. Sebelum beraktivitas, luangkan satu-dua menit untuk berkata dalam hati: “Ya Allah, aku bekerja, belajar, dan beraktivitas hari ini karena-Mu.” Niat yang lurus membuat aktivitas biasa bernilai ibadah: mencari nafkah, mengurus keluarga, bahkan membersihkan rumah. Saat hasilnya tidak sesuai harapan gaji belum naik, usaha belum berkembang hati tetap tenang karena fokusnya bukan lagi pujian manusia, tapi ridha Allah. Mengulang-ulang niat ini setiap pagi akan melatih hati untuk tidak terlalu kecewa ketika kenyataan berbeda dari ekspektasi. Amalan kedua adalah membiasakan dzikir dan doa ketika hati mulai gelisah. Saat ada hal yang memancing emosi komentar pedas, rencana yang gagal, atau kabar buruk cobalah berhenti sejenak lalu baca “astaghfirullah”, “Hasbunallah wa ni‘mal wakil”, atau doa: “Ya Allah, lapangkanlah hatiku dan jauhkan aku dari marah yang tidak Engkau ridai.” Dzikir seperti ini bukan hanya ibadah lisan, tapi juga “rem” agar emosi tidak meledak. Semakin sering dilakukan, semakin cepat hati kembali tenang. Di sinilah sabar dan ikhlas tumbuh: dari kebiasaan kecil menahan diri, bukan dari teori panjang. Amalan harian ketiga adalah menjaga shalat tepat waktu dan menjadikannya momen curhat paling jujur kepada Allah. Di dalam sujud, sampaikan semua rasa lelah, kecewa, dan takut, lalu akhiri dengan kalimat ridha: “Aku serahkan hasilnya kepada-Mu.” Shalat yang dilakukan dengan kesadaran seperti ini akan melatih hati untuk menerima takdir dengan lebih lapang. Allah berfirman: “innama yuwaffash-shabiruna ajrahum bighairi hisab” (Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas) (QS az-Zumar [39]: 10). Mengingat ayat ini ketika sujud membuat kita rela menahan emosi dan memilih sabar, karena tahu ada pahala tanpa batas yang menanti. Amalan keempat adalah muhasabah sebelum tidur: menilai kembali hari yang sudah dilalui. Tanyakan pada diri sendiri, “Tadi aku sudah ikhlas atau masih ingin dipuji?” dan “Di momen mana aku gagal sabar?” Setelah itu, maafkan orang-orang yang menyakiti, lalu minta ampun kepada Allah atas reaksi yang berlebihan. Kebiasaan ini akan membuat hati lebih halus dan tidak menyimpan dendam. Besok pagi, kita bisa memulai lagi latihan ikhlas dan sabar dengan niat yang lebih kuat. Dari empat amalan sederhana ini meluruskan niat, berdzikir saat gelisah, menjaga shalat khusyuk, dan muhasabah sebelum tidur, pelan-pelan ikhlas dan sabar akan tumbuh menjadi karakter yang mengakar dalam diri. Sebagai pelengkap semua amalan di atas, jadikan sedekah harian sebagai latihan ikhlas yang nyata. Tidak harus besar; bisa dimulai dari seribu atau dua ribu rupiah per hari. Niatkan sedekah sebagai bentuk syukur dan sarana membersihkan hati dari cinta berlebihan pada harta. Bagi masyarakat Cianjur, sedekah dapat ditunaikan melalui BAZNAS Kabupaten Cianjur secara online lewat laman resmi kabcianjur.baznas.go.id/sedekah. Ajak diri sendiri dan keluarga: “Hari ini kita sedekah apa dan untuk siapa?” Dengan begitu, ikhlas dan sabar bukan hanya terasa di dalam hati, tapi juga terwujud dalam tindakan nyata membantu sesama, sekaligus memperkuat program-program kebaikan di Kabupaten Cianjur.
ARTIKEL25/11/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
TIGA CAHAYA BANGSA: RAHMAH EL YUNUSIYYAH, SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN, DAN GUS DUR DITETAPKAN SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL 2025
TIGA CAHAYA BANGSA: RAHMAH EL YUNUSIYYAH, SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN, DAN GUS DUR DITETAPKAN SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL 2025
Negara kembali menorehkan sejarah penting. Melalui Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, tiga tokoh besar bangsa—Hj. Rahmah El Yunusiyyah, Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Penyerahan gelar dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada 10 November 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Penghargaan ini menjadi bentuk pengakuan negara atas jasa-jasa luar biasa ketiganya dalam memperjuangkan pendidikan, kemerdekaan berpikir, serta nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Hj. Rahmah El Yunusiyyah : Perintis Pendidikan Perempuan Indonesia Lahir di Padang Panjang pada 26 Oktober 1900, Hj. Rahmah El Yunusiyyah dikenal sebagai sosok pelopor pendidikan Islam untuk perempuan. Pada tahun 1923, ia mendirikan Diniyah Putri, sekolah Islam pertama bagi kaum perempuan di Indonesia—bahkan di Asia Tenggara. Di masa perjuangan, Rahmah turut mendirikan dapur umum bagi pejuang dan menggerakkan kaum perempuan untuk berperan dalam perjuangan kemerdekaan. Kini, lebih dari seabad kemudian, dedikasinya diakui negara. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional 2025, mewakili semangat pendidikan, kesetaraan, dan peran aktif perempuan dalam pembangunan bangsa. “Rahmah El Yunusiyyah bukan hanya pendidik, tapi pembebas pikiran perempuan Indonesia,” ujar salah satu tokoh pendidikan Sumatera Barat. Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan : Guru Para Ulama, Penanam Semangat Cinta Tanah Air Nama Syaikhona Muhammad Kholil sudah lama harum di dunia pesantren. Ulama karismatik asal Bangkalan, Madura, ini dikenal sebagai guru dari para kiai besar di Nusantara, termasuk KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Beliau menanamkan nilai penting yang terus dikenang hingga kini: “Hubbul Wathan Minal Iman” – Cinta Tanah Air adalah bagian dari Iman. Prinsip itulah yang menjembatani nilai agama dengan semangat kebangsaan. Melalui Keppres 116/TK/2025, Syaikhona Kholil diakui sebagai Pahlawan Nasional atas jasanya dalam pendidikan Islam dan pembentukan karakter kebangsaan santri Indonesia. Kini masyarakat Madura bangga, nama besar ulama mereka akhirnya tercatat dalam sejarah nasional. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) : Presiden Rakyat, Pahlawan Kemanusiaan Bagi banyak orang, Gus Dur bukan hanya seorang ulama dan presiden, ia adalah simbol kemanusiaan, toleransi, dan keberanian berpikir. Lahir di Jombang, 7 September 1940, Gus Dur tumbuh dalam tradisi pesantren namun berpikiran terbuka terhadap dunia modern. Sebagai Ketua Umum PBNU (1984–1999) dan Presiden ke-4 Republik Indonesia, ia memperjuangkan pluralisme, demokrasi, dan kesetaraan hak bagi semua warga negara. Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional 2025 menjadi pengakuan atas perjuangannya menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai dan toleran. “Gus Dur mengajarkan bahwa agama harus menebar rahmat, bukan sekat,” ungkap Presiden Prabowo saat upacara penganugerahan. Tiga Jalan, Satu Tujuan: Membangun Indonesia dengan Ilmu, Iman, dan Kemanusiaan Ketiganya datang dari latar berbeda, Rahmah dari dunia pendidikan perempuan, Kholil dari pesantren klasik, dan Gus Dur dari ranah politik dan kemanusiaan, namun semuanya menyalakan api perjuangan yang sama: mencerdaskan bangsa, menegakkan nilai, dan menumbuhkan cinta tanah air. Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional 2025 menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak selalu dalam medan perang, tetapi juga dalam pemikiran, pendidikan, dan keteladanan. Dari Padang Panjang ke Bangkalan hingga Jombang, cahaya perjuangan mereka kini berpadu menjadi “Tiga Cahaya Bangsa”, menerangi langkah Indonesia menuju masa depan yang berilmu, beriman, dan berkeadaban.
ARTIKEL12/11/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
Cara Fidyah Agar Ibadah Diterima : Panduan Praktis dan Do'a Menerima Fidyah
Cara Fidyah Agar Ibadah Diterima : Panduan Praktis dan Do'a Menerima Fidyah
Cara fidyah menjadi panduan penting bagi ibu hamil yang tidak dapat menjalankan puasa Ramadan karena alasan kesehatan, baik untuk dirinya maupun janin. Dalam Islam, Allah SWT memberikan keringanan bagi ibu hamil untuk membayar fidyah sebagai ganti puasa yang ditinggalkan, dengan memberi makan fakir miskin. Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap cara fidyah yang sesuai syariat, termasuk tata cara praktis, doa yang dianjurkan, dalil, dan hikmahnya, agar ibu hamil dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan diterima oleh Allah SWT. Pengertian Fidyah dan Ketentuannya bagi Ibu Hamil Fidyah adalah kewajiban memberikan makanan pokok kepada fakir miskin sebagai pengganti puasa Ramadan yang tidak dapat dilaksanakan karena uzur syar’i, seperti kehamilan. Cara fidyah penting untuk dipahami agar ibu hamil dapat memenuhi kewajiban ini dengan tepat. Berdasarkan Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 184, Allah SWT memberikan keringanan bagi mereka yang tidak mampu berpuasa untuk membayar fidyah. Dalam konteks cara fidyah, ibu hamil boleh tidak berpuasa jika puasa berisiko bagi kesehatan dirinya atau janin, seperti menyebabkan kekurangan nutrisi atau ancaman keguguran. Menurut mazhab Syafi’i, yang banyak dianut di Indonesia, ibu hamil yang tidak berpuasa karena khawatir pada janin hanya wajib membayar fidyah tanpa qadha, dan cara fidyah harus dilakukan sesuai ketentuan syariat. Cara fidyah untuk ibu hamil bergantung pada jumlah hari puasa yang ditinggalkan. Misalnya, jika seorang ibu hamil tidak berpuasa selama 15 hari, maka ia harus membayar fidyah untuk 15 porsi makanan pokok. Dengan memahami cara fidyah, ibu hamil dapat memastikan kewajiban ini dilaksanakan dengan benar dan sesuai jumlah yang ditetapkan. Niat yang ikhlas adalah inti dari cara fidyah. Fidyah bukan hanya kewajiban formal, tetapi juga ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi. Oleh karena itu, cara fidyah harus dilakukan dengan penuh kesadaran, keikhlasan, dan niat semata-mata karena Allah SWT agar ibadah diterima. Sebelum melaksanakan cara fidyah, ibu hamil disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa tidak berpuasa adalah keputusan yang tepat. Berkonsultasi dengan ulama juga membantu memahami cara fidyah sesuai kondisi individu, sehingga ibu hamil dapat menjalankan kewajiban ini dengan tenang. Tata Cara Praktis Cara Fidyah Cara fidyah untuk ibu hamil cukup sederhana, tetapi harus mengikuti ketentuan syariat agar sah dan diterima sebagai ibadah. Fidyah diberikan dalam bentuk makanan pokok, seperti beras, yang disalurkan kepada fakir miskin. Dalam cara fidyah, jumlah fidyah adalah satu mud (sekitar 0,6 kg beras) per hari puasa yang ditinggalkan, sesuai panduan mazhab Syafi’i. Sebagai contoh, jika seorang ibu hamil tidak berpuasa selama 10 hari karena uzur kesehatan, maka cara fidyah mengharuskan ia memberikan 10 mud beras (sekitar 6 kg) kepada fakir miskin. Fidyah dapat disalurkan langsung kepada penerima yang berhak atau melalui lembaga amil zakat terpercaya, dan cara fidyah harus memastikan distribusi yang tepat. Waktu pelaksanaan cara fidyah tidak terbatas pada bulan Ramadan. Fidyah dapat dibayarkan setelah Ramadan atau di luar bulan tersebut, selama niatnya jelas dan ikhlas. Meski demikian, cara fidyah sebaiknya dilakukan secepatnya setelah Ramadan agar kewajiban ini tidak tertunda terlalu lama. Dalam cara fidyah, makanan yang diberikan harus merupakan makanan pokok yang layak konsumsi, seperti beras atau gandum, sesuai kebiasaan masyarakat setempat. Beberapa ulama memperbolehkan fidyah dalam bentuk uang dengan nilai setara makanan pokok, tetapi cara fidyah dengan makanan langsung lebih diutamakan karena sesuai dengan dalil. Niat yang tulus adalah syarat utama dalam cara fidyah. Sebelum menyerahkan fidyah, ibu hamil harus berniat melaksanakan kewajiban ini karena Allah SWT. Dengan memahami cara fidyah secara praktis, ibu hamil dapat melaksanakan ibadah ini dengan mudah, hati yang tenang, dan keyakinan bahwa ibadahnya diterima. Doa dan Niat dalam Cara Fidyah Niat yang ikhlas adalah elemen penting dalam cara fidyah agar ibadah diterima oleh Allah SWT. Meskipun tidak ada lafal niat khusus yang wajib diucapkan, ibu hamil dapat berniat dalam hati bahwa fidyah yang diberikan adalah untuk mengganti puasa yang ditinggalkan. Cara fidyah yang disertai niat tulus akan meningkatkan nilai spiritual ibadah ini. Selain niat, cara fidyah juga dapat disertai dengan doa agar fidyah diterima oleh Allah SWT. Salah satu doa yang dapat dibaca setelah menyerahkan fidyah adalah: “Allahumma taqabbal minni hadzihil fidyah, waj’alha sababan li maghfirati wa rahmatik” Artinya: Ya Allah, terimalah fidyah ini dariku, dan jadikanlah ia sebagai sebab ampunan dan rahmat-Mu. Doa ini memperkuat cara fidyah sebagai ibadah yang penuh keikhlasan. Dalam cara fidyah, doa juga dapat dipanjatkan untuk memohon kesehatan bagi ibu dan janin, serta kemudahan dalam menjalankan kewajiban agama. Misalnya, ibu hamil dapat berdoa: “Ya Allah, permudahlah kehamilanku dan terimalah fidyahku sebagai pengganti puasa”. Doa-doa ini menambah makna spiritual dalam cara fidyah. Cara fidyah yang disertai doa dan niat juga membantu ibu hamil merasa lebih dekat dengan Allah SWT. Dengan memanjatkan doa, ibu hamil menunjukkan ketergantungan dan keimanan kepada Allah, sehingga cara fidyah menjadi sarana untuk memperkuat hubungan spiritual. Terakhir, cara fidyah harus dilakukan dengan hati yang bersih dan penuh syukur atas keringanan yang diberikan Allah SWT. Doa yang dipanjatkan setelah melaksanakan cara fidyah adalah wujud rasa syukur atas nikmat kehamilan dan kesempatan untuk tetap beribadah meski tidak dapat berpuasa. Hikmah Cara Fidyah bagi Ibu Hamil Cara fidyah memiliki banyak hikmah, baik dari segi spiritual, sosial, maupun kesehatan. Salah satu hikmah utama adalah kasih sayang Allah SWT yang memberikan keringanan bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan tanpa mengabaikan kewajiban agama. Dengan memahami cara fidyah, ibu hamil dapat menjalani kehamilan dengan hati yang tenang. Dari segi sosial, cara fidyah memungkinkan ibu hamil untuk berbagi rezeki dengan fakir miskin, sehingga memperkuat solidaritas umat. Dengan melaksanakan cara fidyah, ibu hamil turut membantu masyarakat yang membutuhkan, menciptakan keberkahan bagi dirinya dan orang lain. Secara spiritual, cara fidyah mengajarkan pentingnya keikhlasan dalam beribadah. Meskipun tidak berpuasa, ibu hamil tetap dapat mendekatkan diri kepada Allah melalui cara fidyah, sehingga ibadahnya tetap bernilai di sisi Allah SWT. Keikhlasan ini adalah inti dari nilai ibadah fidyah. Cara fidyah juga membantu ibu hamil menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan kewajiban agama. Dengan memahami cara fidyah, ibu hamil dapat fokus pada kehamilan yang sehat sambil tetap memenuhi tanggung jawab syariat, sehingga kehamilannya menjadi lebih bermakna. Hikmah lain dari cara fidyah adalah sebagai pengingat untuk selalu bersyukur atas nikmat kehamilan dan kesehatan. Dengan melaksanakan cara fidyah, ibu hamil diajak untuk menghargai anugerah Allah dan berbagi kebaikan dengan sesama, sehingga keberkahan kehamilan semakin terasa. Cara fidyah adalah wujud rahmat Allah SWT bagi ibu hamil yang tidak dapat berpuasa. Dengan memahami tata cara praktis, doa, dan hikmahnya, ibu hamil dapat melaksanakan kewajiban ini dengan penuh keikhlasan dan keyakinan bahwa ibadahnya diterima. Mari jalankan cara fidyah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan kepedulian terhadap fakir miskin, sambil menjaga kesehatan ibu dan janin. Bupati Cianjur telah menetapkan nilai fidyah sebesar Rp12.000 per jiwa per hari untuk tahun 2025. Anda bisa menyalurkan fidyah melalui BAZNAS Kabupaten Cianjur, caranya cukup mudah dengan mengklik link berikut BAZNAS Kabupaten Cianjur lalu ikuti petunjuknya.
ARTIKEL11/11/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
Doa Hujan: Keutamaan Mengangkat Tangan di Bawah Tetesan Rahmat
Doa Hujan: Keutamaan Mengangkat Tangan di Bawah Tetesan Rahmat
Hujan dalam pandangan Islam adalah rahmat yang menghidupkan bumi dan menyejukkan hati. Karena itu, momen turunnya hujan termasuk waktu mustajab untuk berdoa. Mengangkat tangan saat hujan turun bukan sekadar gestur; itu simbol kerendahan hati, penyerahan diri, dan keyakinan bahwa setiap tetes membawa kebaikan yang Allah turunkan. Di saat udara bersih dan suasana hening, hati cenderung lebih khusyuk, membuat doa terasa lebih tulus. Tradisi para salaf menunjukkan adab berdoa ketika hujan: hadirkan rasa syukur, pilih kata-kata yang baik, dan fokus pada kebutuhan yang paling mendesak. Mengangkat tangan membantu kita “menyetel” diri ke posisi menerima, seakan membuka wadah hati untuk diisi kebaikan. Pada saat seperti ini, mintalah keberkahan rezeki, keteguhan iman, kesehatan, dan keselamatan bagi keluarga serta negeri. Singkat, jelas, dan penuh harap. Doa yang diajarkan saat hujan mulai turun adalah “All?humma shayyiban n?fi‘an”, “Ya Allah, jadikan hujan ini bermanfaat.” Ketika hujan deras berpotensi menimbulkan bahaya, doa yang dianjurkan adalah memohon agar hujan dialihkan ke tempat yang tepat dan membawa maslahat. Setelah reda, ucapkan syukur: “Mutirn? bifa?lill?hi wara?matih”, “Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.” Rangkaian doa ini membentuk sikap seimbang: berharap, waspada, dan bersyukur. Adab lain yang memperindah doa di bawah hujan adalah menjaga lisan dari keluhan, memperbanyak istighfar, serta menahan diri dari ucapan yang meremehkan kuasa Allah atas cuaca. Boleh menengadah sebentar untuk merasakan rintik di telapak tangan atau dahi, sebagai pengingat bahwa nikmat-Nya benar-benar menyentuh kita. Bila memungkinkan, selingi dengan sedekah: doa yang tulus dan sedekah yang ikhlas sering berjalan beriring, saling menguatkan. Akhirnya, mengangkat tangan di bawah rintik hujan adalah latihan spiritual yang sederhana namun dalam maknanya. Kita diajak rendah hati, optimis, dan bersyukur dalam satu waktu. Jadikan setiap turunnya hujan sebagai alarm kebaikan: berhenti sejenak, tarik napas, angkat tangan, dan sampaikan hajat. Semoga hujan yang turun menjadi berkah, doa kita diijabah, dan hari-hari kita dipenuhi ketenangan. Sedekah hari ini untuk membantu saudara kita yang membutuhkan: ?? kabcianjur.baznas.go.id/sedekah
ARTIKEL07/11/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
Menjaga Lisan: Kunci Ketenangan Hati
Menjaga Lisan: Kunci Ketenangan Hati
Kita sering lupa: ketenangan hati sangat dipengaruhi oleh apa yang kita ucapkan setiap hari. Satu kalimat bisa menenangkan suasana, satu candaan bisa mengeratkan hubungan—atau sebaliknya, melukai tanpa sengaja. Menjaga lisan bukan soal “membatasi diri”, tetapi seni memilih kata agar tetap jujur, jelas, dan tidak menyakiti. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar (qawlan sad?dan).” (QS. Al-Ahzab [33]: 70). Ayat ini menegaskan bahwa ketakwaan tercermin dari kualitas kata yang keluar—jujur, adil, lembut, dan bermanfaat. Menjaga lisan bukan berarti membungkam kebenaran. Islam memerintahkan qawlan ma‘r?f? (ucapan yang baik), qawlan layyina (lembut), dan qawlan kar?ma (mulia). Artinya, kebenaran disampaikan dengan adab. Kritik tetap mungkin, namun caranya santun, faktual, dan berorientasi perbaikan. Dengan begitu, kata menjadi cahaya, bukan api yang membakar hubungan. Di era pesan instan, menjaga lisan juga berarti menjaga “ketikan”. Hindari asumsi, hindari balas cepat saat kesal, dan biasakan klarifikasi. Kadang masalah bukan pada isi pesan, melainkan nada yang terbaca. Gunakan kata pembuka yang hangat, akhiri dengan ajakan bicara baik-baik. Komunikasi yang tenang membuat pikiran ikut tenang. Kita juga bisa melatih “diet komentar”: tidak semua hal harus ditanggapi. Pilih ruang bicara yang memberi nilai, bukan sekadar memicu debat. Ganti kebiasaan mengomentari orang dengan kebiasaan mendoakan dan memberi saran pribadi yang sopan. Sedikit-sedikit, hati terasa lebih lapang karena tidak terbebani kata-kata yang kita sesali. Terakhir, rawat hati agar lisan ikut terjaga. Luangkan waktu untuk hening, membaca yang baik, dan bergaul dengan orang-orang yang tutur katanya menyejukkan. Lingkungan yang sehat memantulkan kebiasaan yang sehat pula. Ketika hati tenang, kata-kata yang keluar pun cenderung hangat dan menenteramkan. Ingin mulai dari kebaikan kecil yang berdampak besar? Mari salurkan sedekah Anda melalui BAZNAS Kabupaten Cianjur: kabcianjur.baznas.go.id. Satu kebaikan hari ini, banyak hati yang terasa ringan esok hari.
ARTIKEL27/10/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
Niat Puasa Rajab: Bacaan dan Keutamaan yang Perlu Diketahui
Niat Puasa Rajab: Bacaan dan Keutamaan yang Perlu Diketahui
Puasa Rajab adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam di bulan Rajab. Bulan ini termasuk dalam empat bulan yang dimuliakan dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram..." (QS. At-Taubah: 36) Keutamaan puasa di bulan Rajab banyak disebutkan dalam hadis dan penjelasan para ulama. Oleh karena itu, mengetahui niat dan keutamaannya menjadi hal penting bagi umat Islam yang ingin menjalankan ibadah ini dengan benar. Niat Puasa Rajab Puasa Rajab termasuk dalam kategori puasa sunnah, sehingga niatnya bisa diucapkan dalam hati sebelum subuh atau saat akan memulai puasa. Berikut bacaan niat puasa Rajab: Nawaitu shauma syahri rajaba sunnatan lillaahi ta'aala "Saya niat puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah Taala.” Selain itu, jika puasa Rajab dilakukan bertepatan dengan puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 Hijriyah), maka niatnya bisa disesuaikan. Keutamaan Puasa Rajab 1. Termasuk dalam amalan sunnah yang dianjurkan Meskipun tidak ada hadis khusus yang secara langsung menyebutkan keutamaan puasa di bulan Rajab, banyak riwayat yang menunjukkan keutamaan berpuasa di bulan-bulan haram, termasuk Rajab. Salah satunya adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim No. 1163) Hadis ini menunjukkan bahwa berpuasa di bulan-bulan haram, seperti Rajab, adalah amalan yang memiliki keutamaan. 2. Mendapat pahala seperti berpuasa sepanjang tahun Diriwayatkan dalam hadis bahwa Rasulullah bersabda: "Barang siapa berpuasa tiga hari di bulan haram, yaitu hari Kamis, Jumat, dan Sabtu, maka Allah mencatat baginya ibadah selama 900 tahun.". (HR. Abu Daud No. 2428) Hadis ini meskipun ada perbedaan pendapat dalam tingkat keabsahannya, tetap menjadi motivasi bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah di bulan-bulan haram, termasuk Rajab. 3. Sarana meningkatkan amal ibadah menjelang Ramadhan Rajab adalah salah satu bulan yang mendekati Ramadhan. Oleh karena itu, memperbanyak ibadah, termasuk puasa, di bulan ini dapat menjadi latihan dan persiapan untuk menjalani ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan dengan lebih baik. Puasa Rajab merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan karena bulan ini termasuk dalam bulan yang dimuliakan dalam Islam. Meskipun tidak ada hadis yang secara khusus mewajibkan atau mengistimewakan puasa di bulan Rajab, banyak riwayat yang menyebutkan keutamaan berpuasa di bulan-bulan haram. Dengan niat yang benar dan pelaksanaan sesuai sunnah, puasa Rajab bisa menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah. Mari salurkan sedekah Anda melalui BAZNAS Kabupaten Cianjur: kabcianjur.baznas.go.id. Satu kebaikan hari ini, banyak hati yang terasa ringan esok hari.
ARTIKEL27/10/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
Keajaiban Sedekah: Semakin Memberi Semakin Kaya
Keajaiban Sedekah: Semakin Memberi Semakin Kaya
Sedekah bukan sekadar memberi harta; ia adalah latihan hati untuk ikhlas, empati, dan percaya pada janji Allah. Al-Qur’an menegaskan bahwa harta tidak akan berkurang karena bersedekah—justru dibalas dengan kebaikan berlipat, ketenangan batin, dan terbukanya pintu rezeki. Dalam keseharian, kita sering melihat bahwa orang yang gemar berbagi cenderung memiliki jaringan sosial yang kuat, pikiran yang lapang, dan peluang yang datang tanpa diduga. Keajaiban sedekah juga terasa pada aspek psikologis dan sosial. Memberi menurunkan stres, mengurangi rasa cemas terkait harta, sekaligus memperkuat rasa syukur. Di sisi lain, sedekah menggerakkan ekonomi: mustahik terbantu, usaha kecil bertumbuh, dan ekosistem kebaikan tercipta. Inilah “kaya” yang hakiki—bukan hanya angka di rekening, tetapi kelapangan hati dan manfaat yang meluas. Secara spiritual, sedekah adalah bukti cinta kita pada Allah. Ia menjadi sebab turunnya pertolongan dalam kesulitan, penghapus dosa, dan sarana melatih kepekaan atas nikmat. Kebiasaan memberi—meski sedikit namun rutin—membentuk pola pikir cukup dan berkecukupan. Ketika kita yakin bahwa rezeki milik Allah, memberi tidak terasa kehilangan, tapi investasi abadi. Mulailah dari yang sederhana: sedekah harian seribu rupiah, membantu tetangga, atau mendukung program kemanusiaan. Tetapkan niat, catat target bulanan, dan pilih penyalur yang amanah. Dengan demikian, sedekah menjadi kebiasaan, bukan momen sesaat. Semakin memberi, semakin kita “kaya”—dengan keberkahan waktu, kesehatan, ketenangan, dan rezeki yang tak disangka. Ayo wujudkan kebaikan hari ini. Salurkan sedekah Anda melalui BAZNAS Kabupaten Cianjur: kabcianjur.baznas.go.id/sedekah — insyaAllah amanah, transparan, dan tepat sasaran.
ARTIKEL16/10/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
10 Manfaat Shalat Tahajjud bagi Ketenangan Jiwa
10 Manfaat Shalat Tahajjud bagi Ketenangan Jiwa
"Dan pada sebagian malam hari bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." — (QS. Al-Isra: 79) Shalat tahajjud adalah ibadah malam yang penuh rahasia spiritual. Dilakukan setelah tidur malam, ibadah ini menjadi salah satu cara paling lembut untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di saat dunia terlelap, hamba-hamba yang terpilih bangun untuk bermunajat, memohon ampunan, dan memohon petunjuk hidup. Berikut 10 manfaat shalat tahajjud yang menentramkan jiwa dan membawa keberkahan hidup. 1. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT Tahajjud adalah momen pribadi antara seorang hamba dengan Tuhannya. Saat semua orang terlelap, hanya engkau dan Allah yang berkomunikasi. Kedekatan ini menumbuhkan rasa cinta, rindu, dan ketenangan spiritual yang mendalam. 2. Menjadi Waktu Mustajab untuk Berdoa Rasulullah ? bersabda: “Rabb kita turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan...” (HR. Bukhari dan Muslim) Doa di waktu tahajjud seringkali dikabulkan, karena saat itu hati sedang lembut dan dunia terasa sunyi dari hiruk pikuk. 3. Menghapus Dosa dan Kesalahan Tahajjud adalah bentuk istighfar yang sangat tinggi nilainya. Orang yang bertahajjud seringkali menangis, menyesali dosa, dan memohon ampunan. Itulah sebabnya shalat malam disebut juga sebagai pembersih hati dan jiwa. 4. Menenangkan Pikiran dan Mengurangi Stres Dalam suasana hening malam, tahajjud menjadi terapi jiwa yang menenangkan. Setiap sujud yang dalam dan doa yang tulus membantu melepaskan beban pikiran, mengganti cemas dengan rasa syukur. 5. Mendapat Cahaya di Wajah dan Hati Hati yang hidup di malam hari akan memancarkan cahaya di siang hari. Orang-orang yang istiqamah tahajjud terlihat lebih bersinar dan teduh — karena cahaya iman memancar dari dalam. 6. Ditinggikan Derajatnya oleh Allah Allah menjanjikan kedudukan tinggi bagi orang yang bangun di malam hari: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam taman-taman dan mata air, mereka mengambil sebagian malam untuk bersujud kepada Tuhan mereka.” (QS. Adz-Dzariyat: 15–17) Shalat tahajjud bukan hanya ibadah tambahan, tapi tanda kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba pilihan-Nya. 7. Menjadi Sumber Inspirasi dan Kekuatan Hati Banyak ulama, pemimpin, dan orang sukses menjadikan tahajjud sebagai sumber energi ruhani. Dalam keheningan malam, mereka menemukan ketenangan untuk mengambil keputusan penting dan menguatkan niat dalam perjuangan hidup. 8. Menumbuhkan Rasa Syukur dan Tawakal Orang yang bangun di malam hari akan lebih mudah menyadari betapa kecil dirinya di hadapan kebesaran Allah. Ia akan lebih bersyukur atas nikmat dan lebih tawakal menghadapi ujian. 9. Menjadi Penolong di Hari Kiamat Tahajjud adalah salah satu amal yang akan memberi naungan di hari yang panas nanti. Ia menjadi saksi amal saleh yang tulus tanpa riya, dilakukan hanya untuk Allah. 10. Mendapatkan Ketenangan Jiwa yang Hakiki Tidak ada ketenangan sejati tanpa hubungan yang dekat dengan Allah. Tahajjud adalah ruang sunyi tempat hati berbicara, air mata membersihkan, dan iman diperbarui setiap malam. Penutup: Bangun Malam, Hidup Lebih Bermakna Tahajjud bukan sekadar ibadah tambahan, melainkan bukti cinta seorang hamba. Tidak harus panjang, tidak harus setiap malam — tapi mulailah dari satu rakaat dengan hati yang ikhlas. Di sanalah ketenangan, keberkahan, dan kebahagiaan sejati akan tumbuh.
ARTIKEL13/10/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober dan Tujuan Memperingatinya
Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober dan Tujuan Memperingatinya
Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015. Hari ini ditetapkan untuk mengenang kontribusi besar para santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peringatan ini pertama kali diinisiasi oleh kalangan pesantren sebagai bentuk penghargaan atas jasa para santri terhadap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui Hari Santri, masyarakat diajak untuk mengingat, meneladani, dan melanjutkan perjuangan ulama serta santri dalam menjaga keutuhan bangsa. Pada tahun 2025, Hari Santri mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”. Tema ini menegaskan bahwa santri tidak hanya berkedudukan sebagai pelaku sejarah dalam mempertahankan kemerdekaan, melainkan juga sebagai pengawal nilai-nilai bangsa dalam menghadapi dinamika zaman. Dalam makna kekinian, “mengawal” diartikan sebagai upaya aktif menjaga kemerdekaan, baik secara moral, budaya, maupun intelektual, agar tidak terkikis oleh tantangan ideologi, disrupsi teknologi, dan globalisasi. Sementara frasa “menuju peradaban dunia” mencerminkan visi santri untuk turut ambil bagian dalam membangun peradaban universal melalui penguasaan ilmu, akhlak mulia, toleransi, dan kontribusi sosial di tingkat global.Setiap tahunnya, Hari Santri dirayakan di berbagai wilayah dengan kegiatan seperti zikir, shalawat, doa bersama, dan bentuk-bentuk penghormatan lainnya. Setiap tahunnya, Hari Santri dirayakan di berbagai wilayah dengan kegiatan seperti zikir, shalawat, doa bersama, dan bentuk-bentuk penghormatan lainnya. Peran Penting Pondok Pesantren dalam Penetapan Hari Santri Gagasan Hari Santri lahir dari ratusan santri di Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Malang, pada tahun 2014. Saat itu, Joko Widodo yang masih menjadi calon presiden berkomitmen untuk mewujudkan usulan tersebut, bahkan menandatangani komitmen untuk menetapkannya pada 1 Muharram. Namun kemudian, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengusulkan tanggal 22 Oktober sebagai pilihan yang lebih tepat karena memiliki nilai sejarah yang kuat. Pada tanggal tersebut di tahun 1945, KH Hasyim Asy'ari—seorang ulama besar sekaligus pahlawan nasional—mengeluarkan fatwa resolusi jihad sebagai bentuk seruan kepada umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dari serangan pasukan Sekutu. Meskipun sempat menuai kontroversi, akhirnya pada 15 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo resmi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional melalui Keppres Nomor 22 Tahun 2015. Makna Santri Menurut KBBI dan Karakternya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), santri adalah seseorang yang mendalami ilmu agama Islam, dikenal pula sebagai pribadi yang saleh dan rajin beribadah. Beberapa karakter yang melekat pada diri santri antara lain: Teosentris: Meyakini bahwa segala sesuatu berasal dan kembali kepada kehendak Allah SWT. Sukarela: Tercermin dari keikhlasan dalam menimba ilmu di pondok pesantren. Bijak: Menunjukkan sifat sabar, rendah hati, taat hukum agama, serta mampu menghormati perbedaan dan keberagaman. Sederhana dan Mandiri: Karakter ini terbentuk karena kehidupan pesantren yang serba terbatas, mendorong santri untuk tidak bergantung dan tidak sombong meskipun berasal dari keluarga berada. sumber : NU online Kemenag RI
ARTIKEL10/10/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
Ini Filosofi Logo Hari Santri 2025
Ini Filosofi Logo Hari Santri 2025
Cianjur --- Logo Hari Santri 2025 bukan sekadar gambar, melainkan pernyataan sikap, doa, sekaligus arah peradaban. Dengan mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”, logo ini merepresentasikan tekad santri untuk tetap berada di garda terdepan menjaga bangsa, sekaligus menatap jauh ke cakrawala global. Filosofi logo ini mencerminkan perjalanan panjang kaum santri sejak resolusi jihad 1945 hingga era digital hari ini. Bentuk pita cakrawala yang membentang menjadi simbol keterbukaan santri dalam merengkuh dunia, tanpa kehilangan akar tradisi dan nilai-nilai pesantren. Warna yang dipilih bukan kebetulan: hijau merepresentasikan kesucian, kedamaian, serta identitas santri; sementara nuansa biru dan merah menyiratkan keberanian dan optimisme untuk melangkah maju di kancah global. Slogan “Mengawal Indonesia Merdeka” menegaskan peran santri sebagai benteng moral dan spiritual bangsa. Sedangkan frase “Menuju Peradaban Dunia” adalah loncatan visi: santri tidak hanya berkutat pada isu domestik, tetapi juga ikut mengukir jejak dalam peradaban global — dari pemikiran, karya intelektual, hingga kontribusi nyata di berbagai bidang kehidupan. Dengan desain tipografi modern, logo ini menyatukan tradisi dan modernitas. Inilah simbol bahwa santri bukan sosok tertinggal, melainkan generasi yang siap berdialog dengan zaman, berkompetisi di dunia internasional, namun tetap teguh menjaga nilai keindonesiaan. Klik disini untuk download Logo Hari Santri 2025. Sumber: https://kemenag.go.id/nasional/ini-filosofi-logo-hari-santri-2025-YvFv5
ARTIKEL10/10/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
Kekuatan Sedekah Jumat
Kekuatan Sedekah Jumat
Hari Jumat adalah hari penuh keberkahan. Sedekah yang ditunaikan pada hari ini bukan hanya meringankan beban sesama, tetapi juga menjadi jalan turunnya rahmat Allah SWT, dilipatgandakannya pahala, serta terbukanya pintu doa.Rasulullah SAW bersabda:"Sedekah pada hari Jumat lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya." (HR. Ibnu Qayyim)Mari jadikan Jumat sebagai momentum terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui sedekah. Dengan berbagi, harta menjadi lebih berkah dan hidup terasa lebih tenang.Tunaikan sedekahmu di hari penuh keberkahan:melalui link ?? kabcianjur.baznas.go.id/sedekahAtau transfer ke rekening:BSI 8318318318Bank Muamalat 1410033478a.n. BAZNAS Kabupaten Cianjur.._______________Layanan BAZNAS Kabupaten Cianjur???? Whatsapp : 087771345995???? Website : kabcianjur.baznas.go.id???? Instagram: www.instagram.com/baznascianjur???? Tiktok: www.tiktok.com/@baznascianjur???? Facebook: facebook.com/baznaskabcianjur???? Youtube: www.youtube.com/@baznascianjur_______________#sedekahjumat #baznascianjur #zakat #sedekah
ARTIKEL06/10/2025 | HUMAS BAZNAS CIANJUR
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat